Monday 18 March 2019

"Ibu yang Baper," katanya

Baru selesai berkunjung ke blog nya Bibi Titi Teliti.. Blog ini memang sering saya pantengin sejak dulu.. Gaya bahasanya yang ringan dan cukup 'receh' menjadi nilai plus yang membuat saya tidak bosan membaca semua tulisannya.. Baru-baru ini Teh Erry (sang author) membagikan ceritanya tentang ke-baper-an seorang ibu yang menghadapi putranya yang berusia 9 tahun..

Jadi, ternyata kebanyakan ibu memiliki sudut pandang yang hampir sama mengenai anak-anaknya.. Mereka sudah tahu dan sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan anak mereka yang lambat laun akan mulai membuat jarak terhadap ibunya.. Akan tetapi, ketika saatnya tiba, mereka pun mulai galau dan terbawa perasaan.. Seolah tidak siap dengan hal tersebut..

Saya memang belum pernah mengalaminya mengingat bahwa Saleha masih berumur 3 tahun.. Namun saya sangat tertarik dengan bahasan ini, dengan maksud agar saya pun mempersiapkan diri seandainya suatu saat saya berada dalam posisi tersebut..

Saya selalu ingat tentang adik bungsu saya yang usianya terpaut 9 tahun dari saya.. Ibu saya selalu memperlihatkan kasih sayangnya dengan menggendongnya, memeluknya saat tidur, dan membelai kepalanya.. Hal itu wajar karena dia masih balita saat itu.. Namun tiba suatu ketika dimana adik saya mulai menjaga jarak dengan ibu.. Ketika sebelumnya ibu saya menunggu di sekolah hingga ia keluar, kemudian ia melarangnya.. Ketika ibu saya ingin menggandeng tangannya saat berjalan, ia pun selalu melepaskannya.. Karena ia mulai merasa dewasa dan malu ketika ibunya memperlakukannya sebagai anak kecil.. Namun disaat seperti ini, justru banyak ibu yang baper, sedih dan galau.. Dan mungkin kalau terjadi pada saya, saya pun akan merasakannya..

Maka Teh Erry berpesan dalam tulisannya untuk selalu menikmati momen saat bersama anak sejak kecil.. Ketika anak mulai banyak tingkah, yang bahkan membuat jengkel.. Ketika semua mainan dikeluarkan dan sulit untuk dirapikan kembali.. Ketika anak menangis dan mencari kita sebagai sandaran.. Momen itu lambat laun akan menghilang seiring perkembangan anak..

Bahkan dalam hal yang sepele pun seperti menggendong anak.. Saya sekarang memang sedang kewalahan karena anak kedua saya memiliki bobot yang lebih berat dibanding Saleha dulu.. Disamping itu, anak-anak saya memang selalu ingin digendong (red: terbiasa digendong).. Ketika bertemu orang lain, banyak yang bilang anak saya "bau tangan", atau "kebiasaan digendong sih".. Bahkan banyak yang mengasihani saya karena kelihatannya lelah selalu menggendong anak.. Namun saya memiliki perspektif yang berbeda dalam hal ini.. Saya merasa menggendong anak saya adalah suatu kenikmatan tersendiri karena suatu saat kegiatan ini hanya akan menjadi kenangan.. Setelah mereka besar dan fisik sudah mulai rapuh, hampir tidak mungkin menggendong mereka..

Banyak hal-hal kecil yang mungkin suatu saat akan menghilang dan tak mungkin untuk dikembalikan.. Namun akan menjadi kenangan yang sangat membahagiakan apabila kita melakukannya dengan benar sejak awal..

You can learn many things from children. How much patience you have, for instance.

~ Franklin P. Jones

5 comments:

  1. Masya Allah penulis memiliki rasa keibuan yang luar biasa...

    Alhamdulillah ya... kita diberikan karunia terindah oleh Allah swt sebagai ibu...

    Alhamdulillah juga sampai saat ini anak-anak (putri dan putra) saya sudah berusia lebih dari 9 tahun...
    Hanya si adik yang agak menjaga jarak (karena dianya cowok kali ya...?) Tapi sekali2 ada kerinduan dia yang datang memeluk saya... Dan si kakak Alhamdulillah kami berdua sudah seperti sahabat... Tapi terkadang kita kalah dengan (gadget, meski tak sering... He.. He..) Semoga Allah senantiasa menjaga hubungan indah ini... Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sudah menyempatkan diri berkunjung di blog ini.. 😊
      Iya pastinya akan sangat terasa perubahannya kalau anak cowok . Hehehe,,Hebat, ibu sudah mengalaminya . Pasti baper luar biasa ya.. hehehe

      Aamiin YRA.. Semoga do'anya terkabul .

      Delete
  2. Masya Allah penulis memiliki rasa keibuan yang luar biasa...

    Alhamdulillah ya... kita diberikan karunia terindah oleh Allah swt sebagai ibu...

    Alhamdulillah juga sampai saat ini anak-anak (putri dan putra) saya sudah berusia lebih dari 9 tahun...
    Hanya si adik yang agak menjaga jarak (karena dianya cowok kali ya...?) Tapi sekali2 ada kerinduan dia yang datang memeluk saya... Dan si kakak Alhamdulillah kami berdua sudah seperti sahabat... Tapi terkadang kita kalah dengan (gadget, meski tak sering... He.. He..) Semoga Allah senantiasa menjaga hubungan indah ini... Aamiin...

    ReplyDelete
  3. Ini adalah fase baru buatku, jadi memang butuh waktu untuk menyesuaikan. Aku sih berusaha memahami walaupun sikapnya berubah jadi jaim, tapi jauh di lubuk hatinya si anak tetap sayang sama kita kok. Butuh keikhlasan yang luar biasa sih, aku pun masih berusaha terus hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangattt teh.. Yakin sekali kalau Fathir sangat sayang ama ibunya.. Pas lihat postingan teteh tentang WhatsApp Group keluarga, keliatan banget koq Fathir anaknya penyayang.. *asli ngakak banget baca itu .. heheheh

      Delete